KERANGKA
DAN BAGIAN-BAGIAN KARYA ILMIAH
Pengantar
Dalam
penulisan karya ilmiah, terdapat beberapa kerangka dan bagian-bagian yang harus
dipatuhi. Kerangka dan bagian-bagian dari karya ilmiah ini selain berfungsi
sebagai acuan dasar penulisan juga dapat mempermudah penulis untuk memaparkan
alur tulisannya. Untuk itu, sebelum karya ilmiah ditulis maka kerangka dan
bagian-bagian karya ilmiah merupakan langkah awal yang harus dilalui oleh
penulis.
Standar
Kompetensi
Setelah
mengikuti kegiatan ini peserta pelatihan diharapkan memiliki kemampuan memahami
kerangka penulisan karya ilmiah, dan metode penulisannya.
Kompetensi
dasar
Setelah
menempuh mata kuliah ini, diharapkan peserta pelatihan:
1. Dapat menjelaskan bagian-bagian dari kerangka karya ilmiah untuk artikel dan
makalah
2. Dapat menyusun pendahuluan, tinjauan pustaka, metode kajian (langkah
penulisan karya ilmiah)
3. Dapat menyusun contoh penyajian hasil kajian dan pembahasan
4. Dapat menyusun contoh pembuatan simpulan dan saran
A. JUDUL
Karya ilmiah baik artikel jurnal, makalah bahan seminar maupun laporan hasil
penelitian di tulis dengan judul tertentu. Judul karya ilmiah ditulis dengan
mempertimbangkan hal-hal berikut:
(a)
Dirumuskan secara singkat
(b) Mencerminkan area permasalahan, variabel penelitian dan target populasi
(c) Memuat kata-kata kunci yang akan diacu dalam penelitian
(d) Memisahkan antara judul utama dan judul pelengkap
B. KATA
PENGANTAR
Dalam kata pengantar dicantumkan ucapan terimakasih penulis yang ditujukan
kepada orang-orang, lembaga, organisasi, dan/atau pihak-pihak lain yang telah
membantu dalam mempersiapkan, melaksanakan dan menyelesaikan karya ilmiah
tersebut. Tulisan kata pengantar dikerik dengan huruf kapital, simetris di
batas atas bidang pengetikan dan tanpa tanda titik. teks pada pengantar diketik
dengan spasi ganda (2 Spasi). Panjang teks tidak lebih dari dua halaman kertas
kuarto. Pada Bagian akhir teks (di pojok kanan-bawah) dicantumkan kata penulis
tanpa menyebut nama terang.
C.
ABSTRAK
Kata abstrak ditulis di tengah halaman dengan huruf kapital, simetris dibatas
atas bidang pengetikan dan tanpa tanda titik. Nama penulis dikerik dengan jarak
dua spasi dari kata abstrak, di tepi kiri dengan urutan nama akhir diikuti
koma, nama awal, nama tengah (jika ada), diakhiri titik. Tahun penulisan
ditulis setelah nama diakhiri dengan titik. Judul dicetak miring dan diketik
dengan huruf kecil (kecuali huruf-huruf pertam dari (setiap kata) dan diakhiri
dengan titik. Kata jenis karya ilmiah, misalnya skripsi, tesisatau disertasi ditulis
setelah judul dan diakhiri dengan koma, diikuti dengan nama jurusan, tidak
boleh disingkat, nama universitas dan diakhiri dengan titik. kemudian
diocantumkan siapa nama pembimbing penulisan karya ilmiah tersebut.
Dalam
abstrak dicantumkan kata kunci yang ditempatkandi bawah nama dosen pembimbing.
Jumlah kata kunci berkisar antara 3-5 buah. Kata kunci diperlukan untuk
komputerisasi sistem informasi ilmiah. Dengan kata kunci dapat ditemukan
judul-judul penelitian dan lapotran penelitian dengan mudah.
Dalam
teks abstrak disajikan secara padat intisari penelitian dan laporan penelitian
yang mencakup latar belakang, masalah yang diteliti, metode yang digunakan,
hasil yang diperoleh, kesimpulan yang dapat ditarik, dan saran yang diajukan.
Dalam
suatu karya ilmiah yang mempunyai tingkat keformalan yang tinggi, seperti
misalnya skripsi, sistematika penulisan lebih baku, dan beberapa paparan
lainnya sering diminta dari mahasiswa, seperti seperti Kesimpulan dan
Rekomendasi (Saran-Saran) pada bagian akhir, atau Kata Pengantar pada bagian
awal. Banyak jurnal dan majalah meminta abstrak, yakni rangkuman informasi yang
ada dalam dokumen laporan, makalah, atau skripsi, lengkapnya. Abstrak yang
ditulis secara baik memungkinkan pembaca mengenali isi dokumen lengkap secara
secara cepat dan akurat, untuk menentukan apakah isi dokumen sesuai dengan
bidang minatnya, sehingga dokumen tersebut perlu dibaca lebih lanjut. Abstrak
sebaiknya tidak lebih dari 250 kata (dalam satu atau dua paragraf), menyatakan
secara singkat tujuan dan lingkup penelitian/pengkajian, metode yang digunakan,
rangkuman hasil, serta kesimpulan yang ditarik.
Contoh
Abstrak Artikel Jurnal:
Abstract
The absorption of graduates in opportunities of employment that matc with their
discipline is one indicator of the education institution success. Seeking the
absorption of Sociology and Anthropology Study Program graduates in
opportunities of employment is much needed. Most of the Sociology and
Anthropology Study Program graduates are become teacher, both in state or
private school. Beside become a teacher, they work in non educational field,
such as in bank, in hospital, etc. to access job opportunities, Sociology and
Anthropology Study Program graduate seek the information through asking
friends, internet media, mass media, and trial and error method.
Key words: absorption, graduates, job opportunity.
Contoh
Abstrak Laporan Hasil Penelitian:
Abstrak
Kelestarian hutan dan ketahanan pangan merupakan dua hal yang seringkali issue
yang mengemuka. Terkait dengan issue tersebut yang perlu diketahui adalah
kemungkinan memanfaatkan hutan untuk medukung ketahanan pangan masyarakat
khususnya di sekitar hutan tanpa menimbulkan gangguan kerusakan hutan.
Pemanfaatan Lahan Di Bawah Tegakan (PLDT) di wilayah perhutani merupakan salah
satu upaya peningkatan ketahanan pangan. PLDT diharapkan dapat meningkatkan
taraf hidup masyarakat tanpa menimbulkan kerusakan hutan. Rumusan masalah yang
dijadikan tujuan utama penelitian ini antara lain: Kontribusi hasil PLDT setiap
satu kali musim tanam; Kajian dan analisa perilaku penduduk terhadap lingkungan
hutan; Kajian bentuk dan tingkat responcibility penduduk setempat dalam
pemanfaatan lahan hutan milik negara; Solusi jenis tanaman PLDT ramah
lingkungan; Model PLDT yang sesuai potensi setempat dalam mendukung ketahanan
pangan.
Penelitian
ini merupakan jenis research and development yang dilakukan dengan tahap-tahap
berikut: Tahap Persiapan; Tahap Pengumpulan Basis Data; Tahap Pembuatan Basis
Data Spasial; dan Tahap Pembuatan Laporan. Analisis yang digunakan mencakup
pendekatan ekologi bentang lahan; pendekatan keruangan (spatial approach); dan
kualitatif-kuantitatif.
Hasil
penelitian ini menunjukkan: (1) PLDT memberikan konstribusi penciptaan
pendapatan pokok dan sampingan bagi sebagian masyarakat; (2) Perilaku penduduk
terhadap lingkungan hutan terdiri atas (a) Membuka lahan; (b) Memanfaatkan
Lahan Hutan untuk Pertanian; (b) Menjaga Kelestarian Hutan; (c) Menjaga
Keamanan Hutan; (3) bentuk dan tingkat responcibility penduduk setempat dalam
pemanfaatan lahan hutan milik negara. Terwujud dalam bentuk berikut:
pembentukan organisasi kelompok tani, dan pembentukan organisasi LMDH;
Peningkatan Partisipasi Desa; (4)
Pengembangan Tanaman PLDT Ramah Lingkungan
yang telah dikembangkan terdiri atas tanaman perdu kacang tanah, padi, jagung,
ketela pohon di hutan jati Semirejo; dan kapulogo, kopi serta tanaman buah di
hutan lindung Desa Klakah Kasihan. Model PLDT yang sesuai potensi setempat
dalam mendukung ketahanan pangan.
D.
PENDAHULUAN
Pendahuluan merupakan bab pertama yang mengantarkan pembaca untuk mengetahui ikhwal
topik penelitian, alasan, dan pentingnya suatu karya ilmiah. Pendahuluan dalam
laporan penelitian lebih kompek daripada pendahuluan dalam makalah dan artikel
ilmiah untuk jurnal. Pendahuluan untuk artikel dan makalah disampaikan secara
lebih ringkas dan unsur-unsurnya tidak harus dicantumkan secara eksplisit.
Bab
pendahuluan biasanya memuat latar belakang yang dengan singkat mengulas alasan
mengapa penelitian dilakukan, tujuan, dan hipotesis jika ada. Memberikan alasan
yang kuat, termasuk kasus yang dipilih dan alasan memilih alasan tersebut,
perumusan dan pendekatan masalah, metode yang akan digunakan dan manfaat hasil
penelitian. Bab ini seyogianya membimbing pembaca secara halus, tetap melalui
pemikiran logis yang berakhir dengan pernyataan mengenai apa yang diteliti dan
apa yang diharapkan dari padanya. berikan kesan bahwa apa yang anda teliti
benar-benar bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan pembangunan. Bagian tujuan
penelitian mengakhiri bab pendahuluan yang berisi pernyataan singkat mengenai tujuan
penelitian. Dalam menuliskan tujuan, gunakan kata kerja yang hasilnya dapat
diukur dan dilihat, seperti menjajaki, menguraikan, menerangkan, menguji,
membuktikan, atau menerapkan suatu gejala, konsep, atau dugaan (Widya dkk,
2004: 6-7).
Pendahuluan
dalam penelitian dapat dibedakan pada laporan penelitian kuantitatif dan
laporan penelitian kualitatif. Pendahuluan dalam laporan penelitian kualitatif
memuat uraian tentang: (1) latar belakang masalah penelitian, (2) identifikasi
masalah, (3) cakupan masalah (penegasan dan pembatasan masalah), (4) rumusan
masalah, (5) tujuan penelitian, (6) keguanaan penelitian, (7) sistematik.
a. Latar
Belakang Masalah
Bagian ini menerangkan keternalaran (kerasionalan) mengapa topik yang
dinyatakan pada judul karya tulis ilmiah itu diteliti. Untuk menerangkan
keternalaran tersebut perlu dijelaskan dulu pengertian topik yang dipilih. Baru
kemudian diterangkan argumen yang malatarbelakangi pemilihan topik itu dari
sisi substansi dalam keseluruhan sistem substansi yang melingkupi topik itu.
Dalam hal ini dapat dikemukakan misalnya adanya kesenjangan antara harapan dan
kenyataan, antara teori dan praktek, antara dasolen dan dasain dari konsep
dalam topik.
Setelah
itu diterangkan keternalaran pemilihan topik dari paradigma penelitian sejenis.
Untuk itu perlu dilakukan kajian pustaka yang memuat hasil-hasil penelitian
tentang topik atau yang berkaitan dengan topik yang dipilih. Dengan melihat
hasil yang diperoleh dalam penelitian sebelumnya dapat ditunjukkan bahwa topik
yang dipilih masih layak untuk diteliti.
Topik
yang pernah diteliti boleh saja diteliti, asal penelitian yang baru itu dapat
menghasilkan sesuatu yang baru, yang berbeda dan dapat mengatasi kekurangan
hasil penelitian sebelumnya, atau dalam penelitian yang baru itu digunakan
teori atau metode tyang berbeda dan diduga dapat menghasilkan temuan yang lain
dari sebelumnya.
Dalam skripsi atau tugas akhir, kajian pustaka untuk mengemukakan keternalaran
(kerasionalan) pemilihan topik penelitian itu bisa dikemukakan di bawah judul
tersendiri, misalnya hasil penelitian sebelum ini. Dalam kajian pustaka itu,
pembicaraan dilakukan secara kronologis. Dengan demikian, diketahui kemajuan
penelitian yang dilakukan pada peneliti selama ini dan diketahui pula posisi
peneliti sekarang dalam deretan penelitian sejenis. Dengan demikian peneliti
memiliki alasan yang mendasar (baik empiris, praktis, maupu teoritis) mengenai
pemilihan topik penelitiannnya.
Contoh
Latar Belakang Masalah:
Dalam
upaya meningkatkan kualitas pendidikan terdapat beberapa aspek yang harus
diperhatikan, antara lain guru, kurikulum, sarana/prasarana, lingkungan belajar
dan masyarakat serta pemerintah. Dalam pembelajaran guru dituntut harus
profesional dalam melaksanakan tugasnya dan para siswa harus terlibat aktif
dalam setiap kegiatan pembelajaran, dan ditunjang dengan tersedianya sarana dan
prasarana yang memadai.
Tersedianya guru yang professional, siswa berperan aktif serta tersedianya
sarana dan prasarana, belum cukup untuk menunjang kegiatan pembelajaran. Agar
kegiatan pembelajaran dapat mencapai tujuan yang diharapkan, perlu tersedianya
kurikulum yang senantiasa disesuaikan dengan kebutuhan. Dengan kata lain, agar
kegiatan pembelajaran dapat berlangsung dengan baik maka perlu tersedianya guru
yang professional, adanya peran aktif dari para siswa, tersedianya kurikulum
yang baik, dan ditunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai.
Mata pelajaran Sosiologi dan Antropologi sebagai salah satu mata pelajaran di
SMA diajarkan sejak Kurikulum 1984 hingga sekarang. Pada Kurikulum 1984, mata
pelajaran Sosiologi dan Antropologi digabung. Mata pelajaran ini tidak
dipelajari sejak kelas I SMA, namun diberikan sejak kelas II untuk jurusan A3
dan A4. Pada Kurikulum 1994, mata pelajaran Sosiologi dan Antropologi dipisah.
Mata pelajaran Sosiologi diberikan mulai dari kelas II program umum sampai
kelas III jurusan IPS dan Bahasa, sedangkan mata pelajaran Antropologi hanya
diberikan di jurusan IPS dan Bahasa. Pada Kurikulum 2004 dan KTSP, mata
pelajaran Sosiologi diberikan di kelas X, kelas XI dan XII untuk Jurusan IPS.
Mata pelajaran Antropologi diberikan di kelas XI dan XII untuk jurusan Bahasa.
Kegiatan pembelajaran Sosiologi dan Antropologi di SMA perlu ditunjang dengan
tersedianya guru yang professional, adanya peran aktif dari para siswa,
tersedianya kurikulum yang baik, dan ditunjang dengan sarana dan prasarana yang
memadai. Muatan kurikulum disesuaikan dengan kebutuhan lapangan kerja, tenaga
guru yang profesional dan kompeten, sarana dan prasarana disesuaikan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pendidik atau guru sebagai salah satu pelaku dalam kegiatan pembelajaran
Sosiologi dan Antropologi harus tersedia secara memadai, baik secara kuantitas
maupun secara kualitas. Secara kuantitas, guru Sosiologi dan Antropologi harus
tersedia dalam jumlah tertentu agar beban mengajarnya tidak terlalu banyak.
Secara kualitas, guru Sosiologi dan Antropologi harus memiliki kualifikasi
pendidikan yang sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya.
Meskipun mata pelajaran Sosiologi dan Antropologi di berikan di SMA sejak
Kurikulum 1984, namun lembaga pencetak tenaga guru (ex IKIP) di Indonesia baru
tahun 2001 membuka Program Studi Pendidikan Sosiologi dan Antropologi.
Akibatnya, dengan belum adanya tenaga guru mata pelajaran Sosiologi dan
Antropologi maka menjadi terbatasnya jumlah tenaga guru. Lebih dari itu, mata
pelajaran Sosiologi dan Antropologi diampu oleh guru yang tidak sesuai dengan
kualifikasi pendidikannya. Mata pelajaran Sosiologi dan Antropologi diampu oleh
guru-guru yang kekurangan jam mengajarnya. Sebab ada ketentuan dari otoritas
pendidikan bahwa beban mengajar guru minimal 18 jam per minggu. Itulah sebabnya
tidak aneh jika mata pelajaran Sosiologi dan Antropologi diampu oleh guru-guru
yang berlatar belakang pendidikan Geografi, Sejaran, Teknik, PKn, dan PKK.
Bagaimana keadaan dan kebutuhan guru Sosiologi dan Antropologi di SMA Negeri di
Jawa Tengah saat ini? Untuk memperoleh gambaran mengenai ini perlu diadakan
penelitian.
b.
Identifikasi dan Rumusan Masalah
Rumusan masalah adalah rumusan persoalan yang perlu dipecahkan atau
dipertanyakan yang perlu dijawab dengan penelitian. Perumusan itu sebaiknya
disusun dalam bentuk kalimat tanya, atau sekurang-kurangnya mengandung
kata-kata yang menyatakan persoalan atau pertanyaan. Yakni apa, siapa, berapa,
seberapa, sejauh mana. Bagaimana (bisa tentang cara atau wujud keadaan) dimana,
kemana, dari mana, mengapa dan sebagainya.
Rumusan
masalah harus diturunkan dari rumusan topik, tidak boleh keluar dari lingkup
topik. Oleh karena itu, rumusan masalah hendaklah mencakupi semua variabel yang
tergambarkan dalam topik. Kalau ada variabel umum dan khusus, hendaklah
dirumuskan masalah pokok beserta sub-sub masalahnya. Jadi, rumisan masalah
harus terinci dan teruarai dengan jelas agar dapat dipecahkan dan dicarikan
data pemecahannya.
Rumusan
masalah yang baik harus memungkinkan untuk menentukan metode penentuan data dan
pemecahannya secara tepat atau akurat. Untuk itu, sebelum masalah dirumuskan
perlu diidentifikasi dengan baik.
Identifikasi masalah bisa dikemukakan di bawah sub-judul tersendiri sesudah
latar belakang, meskipu yang penting bukan judulnya melainkan identifikasinya.
Dengan identifikasi masalah, memungkinkan perumusan masalah yang operasional
menjadi lebih mudah. Masalah yang operasional memiliki ciri, antara lain: (1)
masalahnya dapat dipecahkan, (2) menggambarkan variabel penelitian yang jelas,
(3) bentuk dan jenis data yang diperlukan dapat dipastikan secara akurat, (4)
teknik pengumpulan data dapat ditentikan secara tepat, (5) teknik analisis data
dapat diterapkan secara tepat.
Permasalahan
penelitian dikategorikan baik jika memenuhi kriteria berikut:
(a) Pernytaan masalah pokok bersifat spesifik dan mencerminkan signifikan dan
pentingnya penelitian
(b) Analisis yang tajam mengenai fakta, penjelasan, keberadaan informasi dan
pengetahuan dan memuat faktor-faktor spesifik yang mempengaruhi munculnya
permasalahan
(c) Mencerminkan interelasi antarvariabel dan relevansinya dengan area
permasalahan
(d) Mengungkapkan faktor-faktor atau variabel-variabel yang akan dikaji dan
menjalaskna hubungannya dengan area permasalahan
(e) Disajikan secara sistematis dan teratur, memuat interelasi, relevansi fakta
dengan konsep dalam area permasalahan
(f) Identifikasi masalah diungkapkan dngam pernyataan yang jelas’
(g) Variabel-variabel penelitian yang dianalisis tidak membingungkan dan secara
nyata dapat dibedakan yang tergolong variavel beas, terikat, dsb.
(h) Ada perbedaan yang jelasn antara pertanyaan-pertanyaan masalah dengan
orientasi faktual dan orientasi nilai dalam penelitian
(i) Ada perbedaan yang jelas antara orientasi teoritis penelitian dan orientasi
praktis, ingin mencari hubungan, perbedan, atau proyeksi
(j) Pernyataan maslah harus mengacu pada perumusan hipotesis, mengungkapkan
data empiris atau keduanya
(k) Pernyataan masalah tidak memuat masalah-masalah yang sepele.
Contoh
Rumusan Masalah Artikel Ilmiah:
Berdasarkan
latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana keterserapan lulusan prodi pendidikan Sosiologi dan Antropologi Jurusan
Sosiologi dan Antropologi FIS UNNES pada lapangan kerja yang tersedia?
2. Lapangan kerja apa saja yang menyerap lulusan Prodi Pendidikan Sosiologi dan
Antropologi Jurusan Sosiologi dan Antropologi FIS UNNES?
3. Bagaimana upaya lulusan dalam mengakses lapangan kerja?
Contoh Rumusan Masalah Laporan Hasil Penelitian:
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka masalah adalah “Bagaimana
keadaan dan kebutuhan guru Sosiologi dan Antropologi di SMA Negeri di Jawa
Tengah”? Berangkat dari permasalahan ini maka penelitian ini ingin menjawab :
a. Bagaimana keadaan guru mata pelajaran Sosiologi dan Antropologi SMA di Jawa
Tengah?
b. Bagaimana kebutuhan-kebutuhan guru mata pelajaran Sosiologi dan Antropologi
SMA di Jawa Tengah?
c.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian mengungkapkan apa yang hendak dicapai dengan penelitian.
Tujuan dirumuskan sejajar dengan rumusan masalah. Misalnya: (1) apakah ada
pengaruh X terhadap Y, maka tujuannya ialah menentukan ada tidaknya pengaruh X
terhadap Y, (2) apakah ada antara hubungan antara X dan Y, maka tujuannya ialah
menentukan ada tidaknya hubungan antar X dan Y, (3) bagaimanakan persepsi
peneliti terhadap pelayanan akademik, maka tujuannya ialah mendeskripsikan
persepsi..dst.
Contoh
Tujuan Penelitian dalam Artikel Jurnal:
Adapun
tujuan penelitian ini adalah:
a. Memperoleh data tentang guru mata pelajaran Sosiologi dan Antropologi SMA di
Jawa Tengah.
b. Memperoleh masukan tentang kebutuhan-kebutuhan guru mata pelajaran Sosiologi
dan Antropologi SMA di Jawa Tengah
d.
Kegunaan Penelitian
Yang diuraikan disini ialah kegunaan atau pentingnya penelitian dilakukan, baik
bagi pengembangan ilmu maupun bagi kepentinagn praktik Uraian ini sekaligus
berfungsi untuk menunjukan bahwa masalah yang dipilih memang layak diteliti.
Pendahuluan
dalam laporan peenelitian kualitatif pada dasarnya menguraikan bagian-bagian
yang sama seperti dalam laporan penelitian yang menggunakan penelitian
kuantitatif yang berisi (1) latar belakang, (2) identifikasi dan pembatasan
masalah, (3) perumusan masalah atau fokus masalah, (4) tujuan penelitian, (5)
kegunaan penelitian, dan (6) sistematika. meskipun demikian ada persoalan yang
perlu mendapat perhatian dalam penyusunan laporan penelitian yang menggunakan
penelitian kualitatif,:
a.
Perumusan masalah perlu mendapat perhatian karena ada perbedaan substansial
anatara penelitian kualitatif dan kuantitatif. penelitian kualitatif lebih
diarahkan atau ditujukan untuk menjawab pertanyaan bagaimana dan mengapa. oleh
karena itu, perumusan masalah harus difokuskan pada persoalan utama secara
tegas dan jelas. jika perlu, peneliti dapat menyertakan masalah-masalah yang
lebih kecil sebagai unsur dari masalah utama (pokok) dan disajikan setelah
masalah pokok.
b.
Tujuan penelitian mengungkapkan apa yang ingin dicapai dalam penelitian dan
menggambarkan langkah-langkah yang akan dilakukan untuk mencari jawaban atas
masalah penelitian. Tujuan dirumuskan dengan kalimat yang jelas, operasional,
dan merupakan jabaran pemecahan masalah penelitian.
c.
Kegunaan atau pentingnya penelitian, baik bagi pengembangan ilmu maupun bagi
kepentingan praktis, diuraikan secara jelas. uraian dalam sub Bab ini
dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa masalah yang dipilih itu benar-benar
penting untuk diteliti.
Contoh
Kegunaan Penelitian dalam Artikel Jurnal:
Adapun
kegunaan penelitian ini adalah:
a. Memperoleh data tentang guru mata pelajaran Sosiologi dan Antropologi SMA di
Jawa Tengah.
b. Memperoleh masukan tentang kebutuhan-kebutuhan guru mata pelajaran Sosiologi
dan Antropologi SMA di Jawa Tengah.
E. TINJAUAN
PUSTAKA
Dalam penelitian diperlukan 2 landasan, yakni kerangka teoritis dan
metodologis. Kerangka teoritis adalah teori yang digunakan untuk membangun
kerangka kerja penelitian. kerangka metodoligis ialah hal ikhwal yang berkaitan
dengan desain penelitian, termasuk langka-langkah pengumpulan dan pengolahan
data (variabel, instrument, validitas dan realibilitas instrument, serta teknik
pengumpulan dan analisis data) dengan berbagai alasannya. Keduanya diuraikan
dalam dua bagian penelitian yang berbeda, tetapi berirutan. Kerangka teoritis
diuraikan dalam bab II, sedangkan kerangka metodologi diuaraikan dalam bab III.
Dalam
kerangka teoritis dinyatakan teori apa yang digunakan untuk landasan kerja
penelitian. Teori itu bisa disusun sendiri secara eklektik. bisa juga berupa
teori yang digunakan oleh seorang ahli. Namun, teori apapun, yang digunakan
harus dapat dipertanggungjawabkan melalui kajian sejumlah pustaka dan hasil
penelitian dalam lingkup topic penelitian atau tugas akhir.
Penyebutan nama teori saja tidaklah cukup. Prinsip-prinsip teotri itu perlu
diuaraikan, termasuk pendekatan dan metode kerja teori itu. variabel-variabel
penelitian perlu diterangkan menurut pandangan teori yang dipilih itu. Untuk
itu, landasan teori merupakan pemaparan konsep-konsep menurut pendapat penulis
atau penemu. Teori tersebut dan kemudian dipaparkan menurut sudut pandang
peneliti dengan disertai cara mengukurnya.
Dalam
laporan penelitian kualitatif terdapat bagian penelaahan kepustakaan dan/atau
kerangka teritik, sesuai dengan pendekatan dan desain penelitian yang
digunakan. bagaian ini disajikan dalam bab tersendiri (Bab II), dan disarankan
bukan hanya menguraikan penelaahan kepustakaan, melainkan dilengkapi dengan
kerangka teoritiknya.
Pentingnya
penelaahan kepustakaan dalam penelitian atau penyusunan laporan penelitian
yaitu karena pada hakikatnya hasil penelitian seseorang bukanlah satu penemuan
baru yang berdiri sendiri melainkan sesuatu yang berkaitan dengan temuan dari
penelitian sebelumnya. Dalam bagian ini hasil penelitian sebelumnya harus
dikemukakan untuk memberi gambaran pengetahuan yang mendasari pola kesamaan
penelitian dan pada gilirannya dapat diketahui kontribusi hasil penelitian bagi
pengembangan ilmu pengetahuan dan/atau kebijakan praktis secara jelas. Penelaahan
kepustakaan disusun secara kronologis sesuai dengan kemutakhiran teori maupun
data empiris sehingga dapat diketahui perkembangan keilmuan dan hasil
penelitian.
Kerangka
teoritik berfungsi sebagai “hipotesis kerja” dimungkinkan untuk disajikan dalamm
penelitian kualittatif. Kerangka teoritik dalam penelitian kualitatif metupakan
kumpulan konsep-konsep relevan yang terintegrasi dalam satu system penjelasan
yang berfungsi sebagai pedoman kerja, baik dalam menyusun metode, pelaksanaan
di lapangan, maupun pembahasan hasil penelitian.
Meskipun
tidak mutlak kehadirannya, telaah pustaka tetap menjadi kaharusan dalam
penelitian kualitatif.
Telaah pustaka atau landasan teori dikategorikan baik
jika memenuhi kriteria berikut:
(a) Menggunakan sumber-sumber mutahir disamping sumber yang dianggap klasik
(b) Menggunakan sumber2 berupa artikel yang dimuat pada jurnal atau majalah
ilmiah
(c) Kutipan atas sumber pustaka disajikan secata tepat, dianalisis dan
dihubungkan dengan permasalahan
(d) Jumlahnya mencukupi dan tidak ada kesan berlebihan
Prosedur penelitian (rancangan dan metodologi) dikategorikan baik jika memenuhi
kriteria berikut:
(1) Logika struktur dan strategi studi disajikan secara hati-hati, termasuk
didalamnya identifikasi variabel, ketepatan paradigma, bagan arus, atu model
skematik
(2) Deskripsi sampel penelitian diungkapkan secara jelas, meliputi cara
penarikan sampel, ukuran sampel, dan strata
(3) Menggunakan prosedur pengumpulan data yang tepat dan terkait dengan masalah
dan fokus penelitian
(4) Ada kesesuaian antara rumusan masalah dan fokus penjelajahan di lapangan
(5) Ketepatan menggunakan prosedur pengolahan data.
Contoh
Tinjauan Pustaka dalam Artikel Jurnal:
Untuk
mengkaji keterserapan lulusan pada lapangan kerja terdapat beberapa tulisan
yang dapat digunakan untuk pijakan.
Pertama, tulisan Drost Sj (1990) yang membahas tentang untuk apa perguruan
tinggi didirikan. Diaktakan bahwa ide dasar pendidikan perguruan tinggi adalah
untuk menciptakan manusia-manusia intelektual yang manusiawi, yang sanggup
berpikir dan bekerja untuk masyarakat dan negaranya.
Kedua, tulisan Widiastono (1990: 23) yang menjelaskan bahwa harapan masyarakat
kepada perguruan tinggi begitu besar. Ribuan lulusan SLTA setiap tahun memasuki
perguruan tinggi dengan harapan kelak setelah selesai mengikuti pendidikan di
perguruan tinggi masa depannya akan cerah.
Ketiga, tulisan Adi (1990: 60-62) yang menjelaskan tentang sarjana dan pasar
tenaga kerja . Dalam penjelasannya itu, dikemukakan bahwa dalam perkembangannya
Indonesia makin memasuki pasar bebas. Hal itu berarti, pasar yang semula lebih
didominasi pemerintah makin bergeser ke peran swasta. Oleh karena swasta
semakin penting menyediakan lapangan kerja. Permintaan pasar kerja diduga akan
lebih banyak dari dunia industri. Oleh karena itu, pendirian Prodi dan Jurusan
Keilmuan harus lebih memikirkan alternative lapangan kerjanya. Meskipun
demikian ia mengatakan bahwa sarjana tetap menjadi pilihan pasar kerja.
Keempat, Imron (1990: 52-64) yang menjelaskan tentang dialektika pendidikan
tinggi dan signifikansi masa depan. Dikatakan bahwa dinegara berkembang
pendidikan tinggi merupakan sarana mencapai kemajuan bangsa. Pendidikan yang
dilakukan dengan baik dapat menjadi alat pengusir kebodohan dan kemiskinan.
F. METODE
PENULISAN/PENELITIAN
Dalam karya ilmiah laporan penelitian bagian metode penelitian dibuat dalam bab
tersendiri. Dalam artikel untuk jurnal metode penelitian/penulisan juga ditulis
dalam bagian tersendiri tetapi tidak dalam bentuk bab. Dalam karya ilmiah
makalah bahan seminar bagian metode penelitian tidak ditulis secara eksplisit
menjadi bab.
Dalam laporan penelitian ada perbedaaan antara metode penelitian dalam metode
kuantitatif dan metode kualitatif. Metode penelitian dalam laporan penelitian
kuantitatif, prosedur penelitian dimulai dari pengumpulan data, pengolahan
data, dan diakhiri dengan analisis data. Yang perlu diuraikan dalam bab
pendekatan atau penelitian kuantitatif adalah: (1) jenis dan desain penelitian,
(2) populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel (3) Variabel yang
dirumuskan secara operasional, (4) instrument penelitian disertai penentuan
validitas dan reliabilitasnya, (5) teknik pengumpulan data , (6) teknik
pengolahan dan analisis data.
Dalam
uraian tentang metode penelitian itu tidak cukup hanya disebut istilah-istilah,
seperti angket guide interview observasi, wawancara. masing-masing istilah
tersebut perlu diterangkan prosedur penggunaan atau pelaksanaannya. bahkan,
kegunaan dari masing-masing teknik atau metode yang digunakan perlu diterangkan
secara jelas.
sebaliknya pengertian populasi, sampel, teknik pengambilan sampel, angket,
guide interview, guide observation, wawancara dan sebagainya tidak perlu
diuraikan sebagaimana dalam mata kuliah metodologi penelitian. yang diuraikan
adalah siapa atau apa populasinya, berapa ukuran populasinya, berpa ukuran
sampelnya, apa teknik penarikan sampelnya, apa alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data, apa teknik pengumpulan datanya, apa teknik pengolahan dan
analisis data yang dipilih dan digunakan. masing-masing metode penelitian yabg
dipilih perlu diuraikan secara operasional sesuia dengan apa yang dikerjakan
oleh peneliti.
Metode
penelitian dalam laporan penelitian kualitatif terdapat beberapa perancangan
dan hal ini mengakibatkan penyajiannya akan berbeda pula. Ada beberapa
pendekatan penelitian kualitatif yang sering digunakan, seperti: (1)
fenomologi. (2) hermeneutika, (3) etnografi, (4) grounded theory.
Adapun desain
penelitian kualitatif dapat berupa studi kasus, grounded study, etnometodologi,
biografi, historical social science, riset klinis dll. Kerangka penelitian
kualitatif yang diuraiakan dan dalam pedoman ini tidak dimaksudkan untuk semua
jenis penelitian kualitatif yang bersifat khusus melainkan hanya untuk memberi
kerangka dasar bagi penulisan karya ilmiah atau laporan penelitian yang
menggunakanj metode penelitian kulaitatif secara umum.
Metode
penelitian dalam laporan penelitian kualitatif mencakup bagian-bagian sebagai
berikut: (1) dasar penelitian, (2) fokus penelitian,(3) sumber data, (4) teknik
sampling, (5) alat dan teknik pengumpulan data, (6)objektivitas dan keabsahan
data, (7) Model analisis data, (8) Prosedur penelitian.
Bagian-bagian
tersebut harus diuraikan sesuai dengan apa terutama dalam penusunan laporan yang
dilakukan peneliti, Dengan kata lain, uaraian bagian ini hanya bersifat
konseptual atau teoritik, tetapi menyajikan uraian mengenai kejadian yang
dilakukan peneliti di lapangan, misalnya, untuk mendapatkan data yang objektif
dilakukan triangulasi. Secara teoritik ada 4 macam triangulasi yaitu: (1)
motode, (2) sumber, (3) peneliti, (4) teori. Demikian juga dengan model
analisis, secara teoritik ada beberapa model yang dapat digunakan seperti:
interactive analysis models dan (2) flow analysisi models.
Contoh
Metode Penelitian dalam Artikel Jurnal:
Subyek
penelitian adalah semua lulusan Prodi Pendidikan Sosiologi dan Antropologi
terdiri atas lulusan tahun 2005,2006, dan 2007. Untuk keperluan penelitian
tidak semua subyek peneltian yang diwawancarai tetapi dari lulusan tersebut
diambil sejumlah diantaranya menjadi informan melalui teknik cuplikan dari tiap
angkatan.
Sumber data penelitian ini adalah lulusan Prodi Pendidikan Sosiologi dan
Antropologi. Sumber data lain adalah dokumen data lulusan Prodi Pendidikan
Sosiologi dan Antropologi dan sumber kepustakaan lainnya. Teknik pengumpulan
data dilakukan dengan wawancara terbuka dan tertutup. Alat yang digunakan
adalah pedoman wawancara dan angket.
Data yang telah masuk dianalisis dengan metode deskriptif kuantitatif
menggunakan statistik sederhana yaitu prosentase dan deskriptif kualitatif
dengan langkah-langkah reduksi data, display data, dan verifikasi/ penarikan
simpulan. Setelah data dikumpulkan lalu dipilih yang benar-benar memiliki
hubungan dengan pokok masalah selanjutnya diambil kesimpulan.
G. HASIL
DAN PEMBAHASAN
Karya ilmiah artikel dan makalah bahan seminar maupun laporan hasil penelitian
memuat bagian hasil dan pembahasan. Dalam artikel dan makalah hasil dan
pembahasan dapat berbentuk bab maupun tidak dalam bentuk bab. Dalam laporan
penelitian bagian hasil dan pembahasan kecenderungannya dibuat dalam bentuk
bab.
Bagian hasil dan pembahasan dalam laporan penelitian dapat dipecah menjadi
beberapa bab tergantung kebutuhan. Dalam hasil disampaian data yang diperoleh
dalam penelitian. Dengan demikian hasil harus disajikan secara objektif dan
sesuai dengan data yang diperoleh (tabel atau gambar).
Dalam
bagian hasil penelitian diuraikan apa saja hasil penelitian yang mencakup semua
aspek yang terkait dengan penelitian. Analisa dan pembahasan membahas tentang
keterkaitan antar faktor-faktor dari data yang diperoleh dari masalah yang
diajukan kemudian menyelesaikan masalah tersebut dengan metode yang diajukan
dan menganalisa proses dan hasil penyelesaian masalah.Penulisan hasil dan
pembahasan menggunakan huruf times new roman, 10 pt, Bold) (kosong 1 spasi
tunggal, Times New Roman, 10 pt).
Hasil
eksperimen atau survei atau rancang bangun beserta analisisnya dan
pembahasannya dapat disajikan secara bersama-sama atau secara terpisah berupa
uraian, tabel dan gambar. Data yang dilaporkan sudah harus berupa data terolah,
bukan data mentah. Tabel dan gambar harus dilengkapi nomor urut menggunakan
angka Arab, dan bila diperlukan, disertai keterangan tambahan, seperti acuan dan
arti singkatan. Untuk karya tulis hasil tinjauan pustaka dan hasil bahasan
teoritis, informasi pustaka yang akan dipermasalahkan dan pembahasannya dapat
diuraikan secara bersamasama atau secara terpisah, disajikan secara sistematis,
rasional dan lugas. (Times New Roman, 10 pt, Regular, 1 spasi tunggal) (kosong
2 spasi tunggal, Times New Roman, 10 pt).
Bab
pembahasan data merupakan bab yang paling penting dalam penulisan karya ilmiah
karena dalam bab ini dilakukan kegiatan analisis data, sintetis pembahasan,
interpretasi penulis, pemecahan masalah, dan temuan pendapat baru yang
diformulakan (bila ada).
Bab ini
terdiri dari dua bagian besar yaitu :
a. Deskripsi Data
Berisi serangkaian data yang berhasil dikumpulkan, baik data pendukung seperti
latar belakang lembaga / instansi yang diteliti, struktur organisasi dan
sebagainya sert data utama yang diperlukan untuk pengujian hipotesis. Data-data
tersebut harus dideskripsikan secar sistematis.
b. Pembahasan
Bagian ini berisi pembahasan tentang hasil penelitian sesuai dengan acuan dan
kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Bagian pembahasan ini
memperlihatkanketajaman dan keluasan wawasan penulis mengenai permasalahan yang
dikajinya.
Hasil
berupa data penelitian yang telah diolah dan dituangkan dalam bentuk tabel,
grafik, foto, atau gambar. Pembahasan berisi hasil analisis dan hasil
penelitian yang dikaitkan dengan struktur pengetahuan yang telah mapan
(tinjauan pustaka yang diacu oleh penulis), dan memunculkan ‘teori-teori’ baru
atau modifikasi terhadap teori-teori yang telah ada. Berisi tentang kupasan,
analisis, argumentasi dan pendirian penulisan mengenai masalah yang
dibicarakan.
Sajikan
hasil penelitian sewajarnya secara bersistem. Jika data terlalu banyak,
adakalanya Anda perlu selektif dalam menyajikannya. Dengan pertimbangan yang
masak, rancanglah tabel, grafik, gambar atau alat penolong lain untuk
memperjelas dan mempersingkat uraian yang harus diberikan. Jangan berikan
informasi berulang, misalnya dalam bentuk tabel dan gambar. Tabel dan gambar
perldisebut dalam teks dan letaknya tidak berjauhan dari teks yang
bersangkutan. Hindari pengulangan informasi yang sudah ada dalam ilustrasi
secara panjang lebar. Tafsirkan hasil yang diperoleh dengan memperhatikan dan
menyesuaikannya dengan masalah atauhipotesis yang diungkapkan dalam
Pendahu-luan. Adakalanya Hasil digabungkan dengan Pembahasan, menjadi bagian
yang dinamakan Hasil dan Pembahasan.
Sewaktu mengumpulkan data, mengolahnya, dan menyusunnya dalam tabel, dengan
sendirinya Anda telah memiliki sejumlah gagasan yang telah dikembangkan dalam
Pembahasan. Pengembangan gagasan ini disebut ‘argumen’. Anda harus
membandingkan dengan hasil peneliti terdahulu, kemudian buatlah pertimbangan
teoretisnya. Dengan demikian, maka Pembahasan merupakan kumpulan argumen mengenai
relevansi, manfaat, dan kemungkinan atau keterbatasan percobaan Anda, serta
hasilnya.
Dikatakan
oleh Rifai (1995), bahwa Pembahasan merupakan bagian tempat seseorang paling
bebas berekspresi. Pendapat orang yan sudah diringkas dalam Pendahuluan atau
Tinjauan Pustaka tidak perlu diulang lagi tetapi diacu saja seperlunya.
Bentangkan arti temuan serta jelaskan bagaimana simpulan baru itu memperluas
cakrawala ilmu dan teknologi. Bila perlu berikan implikasi penerapan temuan aru
tadi dan tunjukkan segi-segi lain yang perlu diteliti lebih lanjut. Akhiri
pembahasan secara positif, tegas, dan kuat.
Menurut
Calderon & Gonzales (1993), ada lima unsur yang dapat dituliskan dalam
berargumen dan menyampaikan implikasi dari temuan.
1) Nyatakan situasi yang ditemukan dalam penelitian: bisa memuaskan atau tidak
memuaskan. Misal: Mayoritas guru sains di Provinsi A tidak memenuhi kualifikasi
untuk mengajarkan sains.
2) Nyatakan kemungkinan penyebab situasi itu. Jika ada situasi,mestinya ada
penyebab, dan mestinya ada hubungan logis antarasituasi dan penyebab; bila
tidak, yang dianggap penyebab bukanlah penyebab yang sesungguhnya. Dalam contoh
di atas, penyebab logis kurangnya guru berkualifikasi untuk menangani mata
ajaran sains ialah kurang cermatnya petugas rekrutmen dalam menyeleksi calon
guru, atau tidak cukupnya pelamar yang berkualifikasi untuk menduduki posisi
guru sains.
3) Nyatakan efek yang mungkin timbul dari situasi itu. Hampir pasti, ada pula
efek yang timbul dari situasi tsb. dan mestinya ada hubungan logis antara
situasi dan efek yang mungkin. Efek logis dari kurangnya guru berkualifikasi
pada pengajaran sains ialah bahwa pengajaran akan kurang efektif dan ini dapat
merugikan siswa.
4) Nyatakan tindakan untuk mengatasi situasi yang kurang memuaskan atauuntuk
meningkatkan situasi yang sudah baik. Wajar saja untuk mengambil tindakan guna
meng-atasi situasi yang kurang memuaskan. Namun, situasi yang sudah baik pun
perlu terus dipertahankan atau bahkan ditingkatkan. Langkah logis untuk
mengatasi keadaan guru yang tidak berkualifikasi ialah dengan mensyaratkan
peningkatankualitas melalui pendidikan dalam bidang sains, menghadiri seminar,
mengikuti pelatihan, membaca lebih banyak publikasi sains.
5) Nyatakan badan atau bidang terkait yang terpengaruhi. Dalam contoh yang
diambil ini, pengajaran sains di Provinsi A yan terpengaruhi. Anda dapat
melanjutkan pembahasan tentang implikasi temuan Anda pada pengajaran sains.
Implikasi ini barangkali tidak berlaku untuk keadaan pendidikan secara
keseluruhan. Hasil dan Pembahasan: Kedua bagian ini dapat disatukan atau
dipisah, bergantung pada gaya selingkung jurnal yang bersangkutan. Di bagian
ini dapat dikemukakan produk dan dihasilkan dan spesifikasinya, uraian teknik
instalasi produk (jika diperlukan), uraian hasil uji efisiensi dan fungsional
produk, tabel dan gambar teknis atau foto setiap aplikasi metode, produk, dan
hasil pengujian.
Penyajian
dan analisis data dikategorikan memenuhi kriteria yang baik jika memenuhi
kriteria berikut:
(a) Dirumuskan secara logis dan teratur, kerangka hipotesis. Deduksi, tujuan
dan pertanyaan penelitian ditempatkan pada dimensi keterkaitan yang intensif
(b) Tidak menyajikan hal-hal yang bersifat subjektif dan spekulatif
(c) Analisis terhadap fakta yang diperoleh secara konsisten
(d) Terhindar dari generalisasi yang berlebihan (overgeneralization) atau
pengungkapan yang tidak ada hubungannya dengan data penelitian
(e) Kesalinghubungan penemuan empiris selama penelitian diungkap secara
eksplisit dengan menghindari distorsi data penelitian
(f) Faktor-faktor tidak terkontrol yang diduga dapat mempengaruhi ketepatan
data diantipasi sedemikian rupa melalui diskusi
(g) Harus jelas perbedaan antara fakta dan kecendurungan yang berkembang dalam
proses penelitian
(h) Hindari kontradiksi, ketidakkonsistenan atau elemen-elemen yang tidak
terarah dalam data temuan
(i) Tabel, gambar, bagan, dan sejenisnya disajikan secara tepat baik bentuk,
isi, maupun posisi.
Pada
bagian pembahasan dihubungkan untuk memperhatikan ataupun merujuk pula hasil
penelitian lain ataupun terdahulu. Selain itu perlu diungkapkan pula
keterbatasan ataupun limitasi dari hasil yang diperoleh dan diperiksa apakah
hasil yang diperoleh telah sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian tersebut,
dan perlu juga diungkapkan saran ataupun penelitian lanjutan yang perlu
dilaksanakan.
H.
PENUTUP
Bagian penutup dari karya ilmiah adaalah simpulan dan saran. Cara penulisan
pada artikel bergantung pada gaya selingkung jurnal, Bagian ini dapat merupakan
bagian terpisah atau bergabung dengan bagian Pembahasan atau Hasil dan
Pembahasan. Dalam bagian ini diuraikan keberhasilan metode dikaitkan dengan
hasi kerja, dan dampak produk.
Dalam laporan penelitian kuantitatif, penutup merupakan Bab terakhir dari isi
pokok laporan penelitian. sesuai dengan isinya, bagian ini dapat dibagi menjadi
dua sub-bab yaitu simpulan dan saran. Simpulan harus sejalan dengan masalah,
tujuan, dan uraian tentang hasil penelitian dan pembahasannya. masalah yang
dikemukakan dibagian pendahuluan semuanya harus terjawab dan dengan jawaban itu
semua tujuan dapat tercapai. Uraian atau pembahasan masalah dalam bab
sebelumnya harus ada simpulannya.
Saran harus sejalan dengan simpulan atau temuan. saran hendaknya disertai
dengan argumentasinya. kalau mungkin juga disertai jalan keluarnya. saran dapat
bersifat praktis atau teoritis termasuk saran yang berharga adalah saran
tentang perlunya dilakukan penelitian lanjutan, mengingat bahwa belum tentu
semua masalah dapat dipecahkan secara tuntas atas dasar penelitian yang telah
dilakukan atau setelah selesainya penelitian ini timbul masalah lain yang
terkait.
Dalam
penyusunan laporan penelitian kualitatif bagian penutup merupakan bab terakhir
dari isi pokok laporan penelitin yang terdiri dari simpulan dan saran. Simpulan
hendaknya berisi uraian tentang -temuan yang penting dalam penelitian dan
implikasi-implikasi dari temuan tersebut. Simpulan harus sejalan dengan
masalah, tujuan, dan merupakan ringkasan dari hasil pembahasan dan analisi.
Uraian dalam simpulan harus menjawab masalah yang dikemukakan dalam bab
pendahuluan dan emmenuhi semua tujuan penelitian.
Saran
dikemukakan dengan mengaitkan temuan dalam simpulan dan jika memungkinka jalan
keluarnyajuga disampaikan. saran dapat bersifat praktis atai teoritis. Selain
itu, perlu juga dikemukakan masalah-masalah baru yang ditemukan dalan
penelitian yang memerlukan penelitian lanjutan.
Kesimpulan
dan saran dikategorikan baik jika memenuhi syarat sebagai berikut:
(a) Pernyataan mengenai kesimpulan diungkap secara tepat dan akurat tanpa
disertai pernyataan baru atau pengantar yang tidak relevan
(b) Kesimpulan dibuat menurut ruang lingkup generalisasi atas dasar justifikasi
data yang disajikan
(c) Kesimpulan seyogyanya diikuti dengan pertanyaan-pertanyaan baru, berupa
saran atai rekomendari bagi penelitian lebih lanjut.
(d) Saran yang dikemukakan bersifat objektif dan disertai langkah-langkah
operasional bagi implementasinya.
(e) Saran semata-mata ditujukan pada upaya perbaikan atas kelemahan-kelemahan
yang dikemukakan atau berupa rekomendasi aplikasi temuan, berikut
langkah-langkah teknisnya.
Contoh
Simpulan dan Saran Artikel Jurnal:
Berdasarakan uraian di atas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Keterserapan lulusan Prodi Pendidikan Sosiologi dan Antropologi Jurusan
Sosiologi dan Antropologi FIS UNNES pada lapangan kerja, termasuk memerlukan
waktu yang singkat dari tahun pertama hingga tahun ketiga telah terserap dengan
prosentase yang tinggi.
2. Lapangan kerja yang menyerap lulusan Prodi Pendidikan Sosiologi dan
Antropologi Jurusan Sosiologi dan Antropologi FIS UNNES sebagian besar telah
sesuai dengan lapangan kerja yaitu guru mata pelajaran Sosiologi dan
Antropologi atau IPS.
3. Upaya lulusan dalam mengakses lapangan kerja dengan cara mencari informasi
melalui teman dan kenalan, media internet, media massa cetak dan metode trial
dan error, belum didasarkan pada perencanaan dan konseptual yang jelas dan baru
dilakukan setelah lulus.
Contoh
Saran dalam Artikel Jurnal:
Saran
yang diusulkan dari penelitian ini adalah:
1. Lulusan dalam mengakses lapangan kerja perlu persiapan sejak di bangku
kuliah dengan mengembangkan ketrampilan dalam mengakses informasi melalui
internet, media masssa cetak, mengembangkan jaringan dengan sekolah-sekolah.
2. Prodi Pendidikan Sosiologi dan Antropologi perlu membekali ketrampilan
mengakses lapangan kerja bagi mahasiswa di lingkungannya agar kelak jika lulus
sudah lebih siap dalam memasuki lapangan kerja yang tersedia atau menciptakan
lapangan kerja sendiri.
3. Pemerintah dan penyelenggara lembaga pendidikan sebaiknya meningkatkan
pengaturan pengajaran agar guru-guru dalam mengajar mata pelajaran sesuai
dengan bidang kelilmuannya. Hal tersebut dimaksudkan agar dapat mendukung
profesionalisme dalam pendidikan dan meningkatkan kualitas pendidikan.
I.
DAFTAR PUSTAKA
Karya ilmiah perlu dilengkapi dengan daftar pustaka, yang memaparkan karya
ilmiah lain yang digunakan sebagai rujukan. Agar dapat ditelusuri orang lain
penulisan karya ilmiah rujukan tersebut perlu memuat nama pengarang, judul
karya ilmiah, tahun penerbitan, serta penerbitnya. Tata cara penulisan daftar
pustaka merlu juga memberikan isyarat apakah karya ilmiah yang dirujuk itu
berupa buku, jurnal, makalah seminar, laporan penelitian yang tidak
dipublikasi, dokumen WEB, dll. Oleh karenanya ada tata cara yang ditetapkan
untuk menuliskan daftar pustaka. Namun demikian terdapat banyak versi tata cara
penulisan daftar pustaka, bergantung pada tradisi yang dipegang oleh masyarakat
keilmuan dalam masing-masing bidang. Tata cara penulisan daftar pustaka yang
disarankan dalam “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah” di UPI diadopsi sebagian besar
dari tata cara yang ditetapkan “American Psychological 3 Hf/bhs.Ind/kim/2000
Daftar
pustaka hanya berisi sumber-sumber tertulis yang dikutip dan digunakan dalam
karya ilmiah (skripsi), karena itu sumber tertulis lain yang tidak dikutip
meskipun pernah dibaca penulis dalam kaitannya dengan penulisan skripsinya
tidak perlu dimasukkan dalam daftar pustaka.
Penulisan
pustaka disusun menurut abjad dari nama penulisnya dan nama keluarga harus
ditulis lebih dahulu tanpa menyertakan gelar. Sumber tulisan (pustaka) yang
menggunakan lebih dari satu baris diketik satu spasi dengan menjorok ke dalam
sejauh 0,5 inchi untuk baris ke dua dan seterusnya, sedangkan jarak antar
pustaka diketik dengan dua spasi dan diawali pada margin kiri.
Tata
cara apapun dapat saja dipakai asalkan pemakaiannya konsisten. Namun demikian
apabila karya ilmiah kita ingin dipublikasikan dalam jurnal tertentu, kita
harus menyesuaikan diri dengan tata cara penulisan daftar pustaka yang
ditetapkan oleh redaksi jurnal tersebut.
Semua bahan acuan dalam bentuk jurnal, buku atau pun naskah ilmiah yang
digunakan sebagai referensi/acuan ditulis pada bagian ini. Referensi/ acuan
yang dirujuk haruslah yang mempunyai kontribusi nyata dalam penelitian
tersebut. Penulisan daftar pustaka diurut sesuai dengan urutan penunjukkannya
dalam naskah dengan menggunakan angka Arab seperti terlihat pada contoh.
Penulisan pustaka dimulai nama keluarga dan singkatan nama kecil yang ditulis
dengan huruf kapital. Semua nama penulis harus disebutkan. Untuk penulisan
majalah/jurnal, setelah penulisan nama diikuti dengan judul karangan, nama
majalah, volume majalah yang diberi garis bawah, nomor dan tahun majalah
masing-masing dalam tanda kurung kecil serta halaman majalah. Nama buku ditulis
di antara tanda kutip atau ditebalkan diikuti dengan nomor edisi buku, editor
(jika ada), nama penerbit, tempat penerbitan, tahun penerbitan, dan halaman.
(Times New Roman, 10 pt, Regular, 1 spasi tunggal) (kosong 2 spasi tunggal,
Times New Roman, 10 pt)
Contoh:
Buku tanpa editor:
SNEDECOR, G.W. and COCURAN, W.G.,Statistical Methodes, State Univ. Press Iowa
(1972).
IAEA, “Radiation Protection Procedures” (Safety Series No. 38), IAEA, Vienna
(1973).
Buku
dengan editor:
HAMMOND, C.R., “The Element, Handbook of Chemistry and Physics”, 45th ed., WEST,
R.C., SELBY, S.M., AND HODGMAN, C.D., Eds, The Chemical Rubber o. Cleveland
(1964) 27-47.
KOLAR, G.F., In Chemical Carcinogens, 2 nd ed., SEARLE, C.E., Ed., ACS onograph
182, American Chemical Society, Washington DC, 1984; Vol. 2, Chapter 14.
Prosiding:
MITCHELL, N.T.,Transfer of radionuclides to man through environmental athways
(Proc. of a Seminar on Population Dose Evaluation and Standards for Man and His
environment, Portoroz, 1974), IAEA, Vienna (1974) 485.
SUGIHARTO, Studi distribusi waktu tinggal pada proses pencampuran kontinu
dengan model bejana berderet (Risalah Pertemuan Ilmiah Penelitian dan
Pengembangan Aplikasi Isotop dan Radiasi, Jakarta 6-7 November 2001), Pusat
Penelitian dan Pengembangan Teknologi Isotop dan Radiasi, Badan Tenaga Nuklir
Nasional, Jakarta (2002) 109. Majalah:
ZAHIRUDDIN, Penentuan mangan, uranium, crom, tembaga dan molybdenum dalam baja
special (baja uranium) dengan cara aktivasi neutron, Majalah BATAN XI:2, (1972)
1-15
Semua
bahan acuan dalam bentuk jurnal, buku ataupun naskah ilmiah yang digunakn
sebagai referensi/acuan ditulis pada bagian ini. Reference yang dirujuk
haruslah yang benar-benar mempunyai kontribusi nyata dalam penelitian tersebut.
Daftar pustaka ialah daftar atau senarai yang ada dalam karya ilmiah, misalnya,
makalah atau skripsi yang berisikan identitas buku dan pengarang yang disusun
secara alfabetis (setelah nama marga pengarang dikedepankan). Kepustakaan atau
juga daftar pustaka memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. diambil dari buku, majalah, makalah, surat kabar, internet, dan orasi dalam
ilmiah;
b. berisikan nama pengarang atau lembaga;
c. memiliki identitas buku, yaitu judul, tahun terbit, cetakan atau edisi, nama
penerbit, dan tempat terbit.
Fungsi dari daftar pustaka ialah sebagai berikut:
a. menunjukkan bahwa tulisan itu ilmiah (bersifat ilmu pengetahuan);
b. menginformasikan bahwa karya ilmiah itu (penelitian) memiliki referensi dan
akumulasi dari karya ilmiah sebelumnya;
c. Merupakan alat kontrol pada landasan teoretis atau tinjauan pustaka.
Teknik
penulisan daftar pustaka ialah berikut:
a. Nama pengarang dibalikkan atau diputar dengan catatan nama yang
dikedepankan, atau nama marga/unsur nama akhir yang dipisahkan oleh koma.
Setelah itu, nama pengarang disusun secara alfabetis;
b. Bila nama pengarang ada dua, yang dibalikkan ialah nama pengarang pertama;
Contoh: Emil Salim dan Philip Kotler menjadi Salim, Emil dan Philip Kotler
c. Jika nama pengarang ada tiga atau lebih, nama pengarang pertamalah yang
diputar dan diikuti oleh dkk.
Contoh: Emil Salim, Philip Kotler, Djoemad Tjiptowardojo menjadi Salim, Emil.
dkk.
d. Bila tidak terdapat nama pengarang, nama departemen atau lembagalah yang
ditulis; bila tidak ada kedua-duanya, tulislah tanpa pengarang, atau tanpa
lembaga;
e. Gelar akademik pengarang tidak dicantumkan;
f. Judul buku harus dicetak miring dalam komputer atau digarisbawahi dalam
mesin tik atau tulisan tangan;
g. Judul artikel, skripsi, tesis, atau disertasi yang belum dibukukan diapit
oleh tanda petik dua;
h. Bila ada edisi atau cetakan ditulis sesudah judul buku;
i. Jika buku tersebut merupakan terjemahan dari buku bahasa asing, penerjemah
ditulis sesudah edisi;
j. Spasi dalam daftar pustaka satu spasi;
k. Perpindahan dari satu pengarang ke pengarang yang lain dua spasi.
l. Bila dalam satu buku diperlukan dua baris atau lebih, baris yang kedua atau
selanjutnya dimulai dari 1 tabulasi (5-7 ketukan);
m. Jika seorang pengarang menuliskan lebih dari satu buku, nama pengarang
ditulis satu kali; nama pengarang itu diganti dengan garis panjang atau tanpa
garis panjang;
n. Bila ada dua atau lebih karya ilmiah (buku) yang ditulis oleh seorang
pengarang, urutan penulisannya berdasarkan tahun terbit;
o. Bila ada dua atau lebih buku (karya ilmiah) dari seorang pengarang yang
ditulis dalam tahun yang sama, urutan penulisannya diikuti nomor urut a, b, c,
dsb.
Bentuk
Pertama
Perhatikan urutan penulisan, nama marga dan nama kecil, (dipisahkan koma),
(diakhiri titik), tahun terbit, (diakhiri titik), judul buku–anak judul,
(diikuti titik dua dan diakhiri titik), cetakan (diakhiri titik), nama tempat
(diakhiri titik dua), nama penerbit (diakhiri titik).
Contoh:
Djajasudarma, T. Fatimah. 1993. Metode Linguistik: Ancangan Metode Penelitian
dan Kajian. Cetakan III.Bandung: Eresco.
Purwo, Bambang Kaswanti. 1989. “Tata Bahasa Kasus dan Valensi Verba” dalam
PELLBA 2. Lembaga Bahasa Unika Atma Jaya. Jakarta: Kanisius.
Bentuk
Kedua
Djajasudarma, T. Fatimah1993a Semantik 2: Pemahaman Ilmu Makna. Bandung:
Eresco.
1993b Metode Linguistik: Ancangan Metode Penelitian dan Kajian. Bandung:
Eresco.
Sistematika suatu karya ilmiah sangat perlu disesuaikan dengan sistematika yang
diminta oleh media publikasi (jurnal atau majalah ilmiah), sebab bila tidak
sesuai akan sulit untuk dimuat. Sedangkan suatu karya ilmiah tidak ada artinya
sebelum dipublikasi. Walaupun ada keragaman permintaan penerbit tentang
sistematika karya ilmiah yang akan dipublikasi, namun pada umumnya meminta
penulis untuk menjawab empat pertanyaan berikut: (1) Apa yang menjadi masalah?,
(2) Kerangka acuan teoretik apa yang dipakai untuk memecahkan masalah?, (3)
Bagaimana cara yang telah dilakukan untuk memecahkan masalah itu?, (4) Apa yang
ditemukan?, serta (5) Makna apa yang dapat diambil dari temuan itu?
Paparan tentang apa yang menjadi masalah dengan latar belakangnya biasanya
dikemas dalam bagian Pendahuluan. Paparan tentang kerangka acuan teoretik yang
digunakan dalam memecahkan masalah umumya dikemukakan dalan bagian dengan judul
Kerangka Teoritis atau Teori atau Landasan Teori , atau Telaah Kepustakaan, atau
label-label lain yang semacamnya. Paparan mengenai apa yang dilakukan dikemas
dalam bagian yang seringkali diberi judul Metode atau Metodologi atau Prosedur
atau Bahan dan Metode. Jawaban terhadap pertanyaan apa yang ditemukan umumnya
dikemukakan dalam bagian Temuan atau Hasil Penelitian. Sementara itu paparan
tentang makna dari temuan penelitian umumnya dikemukakan dalam bagian Diskusi
atau Pembahasan. Tentu saja sistematika karya ilmiah ini tidak baku, atau harga
mati. Sistematika karya ilmiah sangat bergantung pada tradisi masarakat
keilmuan dalam bidang terkait, jenis karya ilmiah (makalah, laporan penelitian,
skripsi).
Rangkuman
1. Karya ilmiah merupakan kesatuan tulisan yang disusun secara sistematis.
Karya ilmiah laporan penelitian memiliki bagian-bagian yang terstruktur dalam
kerangka penulisan ilmiah. Bagian-bagian dari karya ilmiah secara umum adalah
pendahuluan, tinjauan pustaka, metode penulisan/penelitian, hasil penelitian
dan pembahasan, penutup berisi simpulan dan saran, daftar pustaka.
2. Kerangka
Karya ilmiah makalah dan artikel terdiri atas Pendahuluan, Isi dan Kesimpulan.
Pendahuluan memuat tentang latarbelakang masalah, rumusan masalah, prosedur
pemecahan masalah dan sistematika uraiannya.Isi, memuat tentang kemampuan
penulis dalam mendemonstrasikan kemampuannya untuk menjawab persoalan atau
masalah yang dibahasnya. Pada bagian isi boleh terdiri dari lebih satu bagian
sesuai dengan permasalahan yang dikaji. Kesimpulan, yakni bagian yang memuat
pemaknaan dari penulis terhadap diskusi atau pembahasan masalah berdasarkan
kriteria dan sumber-sumber literatur atau data lapangan.
3. Dalam
karya ilmiah laporan penelitian bagian metode penelitian dibuat dalam bab
tersendiri. Dalam artikel untuk jurnal metode penelitian/penulisan juga ditulis
dalam bagian tersendiri tetapi tidak dalam bentuk bab. Dalam karya ilmiah
makalah bahan seminar bagian metode penelitian tidak ditulis secara eksplisit
menjadi bab.
Evaluasi
1. Artikel dan makalah memiliki bagian-bagian yang merupakan kesatuan. Jelaskan
bagian dari karya ilmiah artikel dan makalah yang utama.
2. Apakah isi yang terdapat dalam pendahuluan artikel dan laporan penelitian.
3. Mengapa tinjauan pustaka diperlukan dalam karya ilmiah ? Apa isi yang
termuat dalam tinjauan pustaka. Apakah karya ilmiah harus eksplisit menyebutkan
sub tinjauan pustaka ?
4. Apa yang membedakan bagian metode penelitian dalam laporan penelitian
kualitatif dan kuantitatif?
5. Apa yang dimaksud dengan hasil kajian dan pembahasan ? Apa beda antara isi
bagian hasil dan pembahasan.
6. Apakah hasil kajian dan pembahasan selalu harus dipisah ?.