Bank Dunia: 40 Persen populasi Indonesia hidup dalam
kemiskinan
Bank Dunia menekankan pentingnya penerapan manajemen
risiko di Indonesia. Alasannya, di tengah kondisi perekonomian global dan
nasional yang belum stabil, perlu dilakukan pelbagai upaya menghindarkan
masyarakat dari risiko krisis, sekaligus menciptakan peluang.
Acting Country Director Bank Dunia Cristobal Ridao
Cano mengatakan, Indonesia merupakan salah satu negara dengan pelbagai macam
risiko, termasuk di dalamnya risiko bencana alam.
"Indonesia menghadapi risiko-risiko, baik
bencana alam maupun bencana yang disebabkan oleh manusia. Sekitar 300 bencana
alam berpotensi melanda Indonesia," kata Cristobal di The Energy Building,
SCBD, Jakarta, Kamis (24/4).
Cristobal menegaskan, Indonesia memiliki
kecenderungan rentan terhadap gejolak ekonomi global. Oleh sebab itu, penerapan
manajemen risiko yang terkait erat dengan aktivitas pembangunan nasional
menjadi penting dan prioritas diterapkan di Indonesia.
Salah satunya risiko krisis bisa berasal dari
penduduk miskin. "40 persen populasi di Indonesia hidup dalam kondisi
miskin atau hampir miskin. Ini sangat krusial, membangun manajemen risiko
terhadap pembangunan," ungkap Cristobal.
Sesungguhnya, kata Cristobal, Indonesia memiliki
potensi yang sangat besar. Mulai dari sumber daya alam dan lainnya. Potensi ini
perlu dilindungi dari ancaman risiko. Salah satunya dengan cara reformasi
struktural. Pemerintah perlu mendapat apresiasi lantaran telah mereformasi
beberapa sektor.
"Indonesia telah membuat upaya yang signifikan.
Misalnya reformasi sistem jaminan sosial dan asuransi kesehatan," tutup
Cristobal.
Menyinggung soal kemiskinan, beberapa waktu lalu
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Armida Alisjahbana menghadiri
Global Partnership for Effective Development Cooperation di Meksiko City. Dalam
acara ini, diputuskan beberapa kebijakan salah satunya perhatian negara maju
terhadap masyarakat miskin.
Dalam kebijakan ini, negara maju akan membantu
masyarakat miskin yang tidak hanya terkonsentrasi di negara miskin. Negara
berkembang juga akan mendapat bantuan karena mayoritas masyarakat miskin berada
di sana.
Armida tak segan menyebut bahwa kini mayoritas
masyarakat miskin ada di negara berkembang seperti di Indonesia, India, Nigeria
dan lain sebagainya.
"Intinya, meskipun negara berkembang menjadi negara
berpendapatan menengah, PR-nya masih banyak masalah kemiskinan. Kalau
dijumlahin, jumlah orang miskin di dunia sebagian besar di middle income
countries. India, nigeria, dan kita (Indonesia)," tegasnya.
sumber : http://www.merdeka.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar